Saya termasuk orang beruntung bisa membaca buku ini sejak sebelum terbit. Waktu itu penulis mengirimkan email, kemudian saya download, dan membacanya, siang malam, karena ingin cepat selesai.
Beberapa halaman menampilkan adegan lucu dan mengingatkan saya pada kisah sejati penulis, dan memang benar itu sengaja diambil dari kisah hidupnya, untuk mencontohkan dan mengajarkan bahwa untuk membuat novel itu sangat mudah, seseorang bisa mengambil dari pengalaman hidupnya, kemudian menghubung-hubungkannnya dengan pengalaman lain yang berbeda.
Pengelaman masa kecilnya tinggal di samping rel kereta, dengan pengalamannya setelah dewasa, mendapat kesempatan traveling gratis ke berbagai negara. Cara itu membuat cerita lebih kreatif dan menarik.
Teknik menyusun cerita semacam ini pernah disampikan Mang Wendo di bukunya Mengarang Itu Gampang, dengan mencontohkan pengalaman singgah di warung tegal dengan pengalaman mendatangi tempat bencana alam. Dua pengalaman itu Wendo hubungkan, misalnya ternyata si pemilik warung tegal sederhana itu diam-diam seorang yang peduli pada bencana alam, dan menggalang sumbangan. Sangat mudah... membicarakannya. Entahlah mempraktikkannya.
Dan kurang lebih begitulah yang Asma Nadia lakukan untuk membangun novel terbarunya ini: Love Spark In Korea.
Selain sajian bahasanya yang, sudah khas memikat, mengalir lancar tidak membosankan, novel ini pun menampilkan keganjilan. Seorang pria Korea mencintai wanita yang sudah menikah yang membuat penasaran. Dari halaman ke halaman, orang terus dibuat bertanya, bagaimana kisah dia berikutnya dengan si wanita. Kenapa begitu mencintainya. Tidak ada wanita lain apa. Padahal disebutkan dia tampan, sampai anak bosnya pun tergila-gila padanya, dan mengancam bunuh diri jika cintanya tidak dipedulikan, namun dengan sangat aneh, si pemuda cintanya terus terpaut pada wanita bersuami.
Ketika saya terus membaca hingga akhir, terjawab sudah rasa penasaran. Oh ternyata, oh begitu rupanya. Dan sebagaimana saya membaca kemudian penasaran dan mendapatkan jawaban, saya tanya pembaca lain pun mengalami hal yang sama. Tidang mengira jika....ah baca saja sendiri ceritanya!!
Sebuah novel yang cukup saya untuk dilewatkan. Setelah mengalami pengeditan keras dan ketat, akhirnya terbit dengan tampilan memuskan. Maka apa yang tersaji kepada khalayak pembaca, merupakan hidangan terbaik dari apa yang bisa penerbit berikan. Selamat menikmati!